Kematian tidak akan menjadi akhir jika kita dapat hidup pada diri anak-anak kita dan generasi muda. Untuk mereka adalah kita, tubuh kita hanyalah daun yang layu pada pohon kehidupan. – Albert Einstein
Hembusan nafas pertama itu hadir tepat dihari selasa, 25 Desember 2012. Hari dimana saudara-saudara kita diseluruh pelosok dunia, sedang merayakan Natal. Seorang bayi lelaki mungil lahir dan diberi nama, “Alif Rayendra Dzaki”. Nama ini kira-kira berarti, “Anak pertama yang tampan dan diharapkan pandai dikehidupannya kelak”.
Bahagia? Tentu saja. Tiada kata dan kalimat yang mampu menggambarkan kebahagiaan tersebut. Inilah titipan Sang Pencipta. Rasa suka cita-pun hanyut bak dibelai angin surga. Penantian sepanjang sembilan bulan, akhirnya terbalas dengan tangisan seorang bayi mungil penghangat keluarga kecil kami. Inilah puncak kebahagiaan saya dan tentu saja kebahagiaan istriku yang pantas disematkan pejuang sejati.
Selamat datang di dunia Anakku, semoga kelak engkau dapat mendapatkan tempat dengan baik dipanggung kemanusiaan. Buatlah sejarahmu sendiri dengan tangan dan keringatmu sendiri. Jadilah apapun yang engkau inginkan, karena anak-anak adalah kekayaan orang-orang miskin (peribahasa Inggris).